Polemik Akhir Sanah: Dilema Antara Evaluasi dan Efisiensi
Akhir sanah atau penutupan tahun ajaran merupakan momen penting dalam dunia pendidikan, khususnya di lembaga-lembaga pendidikan berbasis Islam seperti madrasah dan pesantren. Namun, belakangan ini muncul polemik mengenai apakah kegiatan akhir sanah masih relevan dan perlu dipertahankan,
atau sebaiknya dihapus demi efisiensi waktu, tenaga, dan biaya. Pandangan ini memunculkan dua kutub: antara mereka yang menganggap akhir sanah sebagai beban administratif dan seremonial belaka, dan mereka yang melihatnya sebagai bagian integral dari proses pendidikan. Dalam artikel ini, penulis berpandangan bahwa akhir sanah tetap penting dan perlu dipertahankan, dengan berbagai alasan yang bersifat pedagogis, psikologis, serta kultural.
Akhir Sanah Sebagai Bentuk Evaluasi Holistik
Salah
satu tujuan utama dari akhir sanah adalah sebagai bentuk evaluasi holistik
atas proses belajar-mengajar selama satu tahun ajaran. Evaluasi ini bukan
semata tentang angka di rapor atau nilai ujian akhir, tetapi lebih pada
penilaian menyeluruh terhadap perkembangan siswa secara akademik, karakter,
spiritual, hingga sosial.
Dalam
kegiatan akhir sanah, biasanya lembaga menyusun laporan pencapaian siswa,
mempresentasikan hasil kegiatan selama satu tahun, serta memberikan penghargaan
bagi siswa berprestasi. Momentum ini sangat penting untuk menegaskan bahwa
proses pendidikan adalah sesuatu yang dihargai dan diakui secara publik. Jika
kegiatan ini ditiadakan, maka kesempatan untuk memberikan umpan balik
menyeluruh akan berkurang, bahkan mungkin menghilang dari budaya pendidikan
kita.
Menguatkan Motivasi dan Kebanggaan Siswa
Akhir
sanah juga memiliki nilai psikologis yang besar. Bagi siswa, terutama mereka
yang masih duduk di bangku pendidikan dasar dan menengah, kegiatan akhir sanah
menjadi ajang penghargaan, pengakuan, dan motivasi. Upacara wisuda, pengumuman
prestasi, hingga pentas seni akhir tahun menjadi bentuk apresiasi nyata atas
kerja keras mereka selama satu tahun.
Banyak
siswa merasa termotivasi untuk belajar lebih giat karena ingin mendapatkan penghargaan
di akhir sanah. Hal ini menunjukkan bahwa akhir sanah tidak hanya berfungsi
sebagai kegiatan simbolik, melainkan juga sebagai bagian dari strategi
membangun karakter dan semangat belajar.
Sarana Refleksi dan Rekonstruksi Program Pendidikan
Bagi
pihak pendidik dan manajemen sekolah, akhir sanah bukan hanya perayaan, tetapi
juga momen refleksi dan rekonstruksi. Laporan tahunan yang disampaikan
dalam forum akhir sanah biasanya berisi evaluasi menyeluruh terhadap program
yang telah dijalankan, sekaligus proyeksi ke depan. Ini menjadi dasar penting
bagi penyusunan rencana kerja tahunan (RKT) dan pengembangan kurikulum berbasis
evaluasi nyata.
Dengan
demikian, menghapus akhir sanah berarti menghilangkan salah satu platform
penting untuk refleksi kelembagaan secara terbuka dan akuntabel. Alih-alih
efisiensi, justru dikhawatirkan akan muncul ketidakteraturan dalam perencanaan
dan evaluasi pendidikan jangka panjang.
Memperkuat Identitas dan Budaya Sekolah
Tidak
bisa dipungkiri, akhir sanah juga berfungsi sebagai penguat identitas lembaga
dan budaya sekolah/madrasah. Setiap sekolah memiliki cara unik dalam
menyelenggarakan akhir sanah, yang biasanya mencerminkan nilai-nilai khas
lembaga tersebut. Ada yang menekankan nilai keislaman melalui khataman
Al-Qur’an, ada yang menonjolkan kreativitas siswa melalui pentas seni, dan ada
pula yang menampilkan berbagai inovasi dalam pembelajaran.
Kegiatan
ini menumbuhkan rasa kebersamaan, mempererat hubungan antar warga sekolah,
serta memperkuat citra sekolah di mata masyarakat. Hal ini sangat penting dalam
membangun kepercayaan publik terhadap lembaga pendidikan, terlebih di tengah
tantangan dunia pendidikan yang makin kompleks.
Efisiensi Bukan Berarti Menghapus Tradisi Bernilai
Argumen
yang menyatakan bahwa akhir sanah memboroskan waktu, tenaga, dan anggaran
memang tidak sepenuhnya salah. Namun, efisiensi tidak harus berarti menghapus
kegiatan yang memiliki nilai strategis dan edukatif. Yang diperlukan bukanlah
menghapus akhir sanah, tetapi merevitalisasi bentuk dan substansinya agar lebih
sederhana, bermakna, dan relevan.
Misalnya,
akhir sanah tidak harus dilakukan dengan pesta besar-besaran atau biaya mahal.
Lembaga pendidikan bisa mengemasnya secara sederhana namun tetap bermakna. Yang
utama adalah esensi dari akhir sanah tetap terjaga: evaluasi, apresiasi, dan
refleksi.
Penutup: Mempertahankan yang Bermakna
Dalam
dunia yang bergerak cepat menuju efisiensi dan digitalisasi, kita perlu bijak
memilah mana tradisi yang perlu ditinggalkan dan mana yang layak dipertahankan.
Akhir sanah adalah salah satu tradisi yang layak dipertahankan, bukan hanya
karena nilai simboliknya, tetapi karena ia memiliki peran penting dalam proses
pendidikan secara menyeluruh.

Posting Komentar